
Ikan menjadi salah satu bahan makanan yang baik diberikan untuk anak. Tidak hanya penting untuk kesehatan, ternyata mengonsumsi ikan juga bisa melihat karakter Si Kecil
Ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, ikan juga memiliki kandungan yodium, vitamin, serta mineral yang baik untuk tubuh.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, kandungan di dalam ikan jauh lebih kaya dari protein lainnya. Ikan mengandung omega-3, vitamin D, hingga mineral yang cocok untuk perkembangan otak.
“Ikan mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, omega-3, vitamin D, dan mineral yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak,” jelasnya pada HaiBunda, belum lama ini.
Omega-3 sendiri berperan penting untuk otak dan kognitif anak. Sementara itu, protein yang ada di dalam ikan baik untuk tulang dan otot yang sehat.
“Omega-3, khususnya DHA (docosahexaenoic acid), berperan penting dalam perkembangan otak dan kognitif anak. Selain itu, protein yang tinggi dalam ikan mendukung pertumbuhan tulang dan otot yang sehat, yang berkontribusi pada tinggi badan,” papar dr. Dian.
Selain baik untuk kesehatan, penelitian menyebut anak yang suka mengonsumsi ikan akan tumbuh menjadi anak yang ramah dan baik hati daripada anak-anak sebayanya.
Anak makan ikan lebih ramah dan suka berbagi
Dilansir dari laman Independent, anak-anak yang makan ikan secara teratur bisa lebih ramah dan baik hati daripada teman-teman sebayanya. Hal ini dibuktikan langsung dalam sebuah studi yang telah diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, Bunda.
Para akademisi mengatakan makan ikan kemungkinan memiliki efek positif pada perkembangan anak. Para peneliti dari University of Bristol menyebut bahwa makanan laut merupakan sumber yang kaya akan asam lemak omega-3, selenium, dan yodium. Kandungan ini diyakini memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan fungsi kognitif.
Hasilnya, para peneliti ingin menyelidiki apakah ada hubungan antara mengonsumsi makanan laut pada anak-anak usia tujuh tahun dan kemungkinan perubahan kognitif dan perilaku ketika mereka berusia delapan dan sembilan tahun.
Para peneliti memeriksa data jangka panjang pada hampir 6.000 anak di Inggris. Jumlah rata-rata ikan yang dimakan setiap minggunya adalah 123 gram.
Sekitar 7,2 persen anak-anak tidak makan ikan setiap minggu, sekitar 63,9 persen anak makan satu hingga 190 gram per minggu, dan 28,9 persen anak mengonsumsi lebih dari 190 gram ikan setiap minggunya dan setara dengan lebih dari dua porsi.
Anak-anak yang tidak makan ikan lebih cenderung menunjukkan perilaku prososial yang kurang optimal. Perilaku ini mencakup interaksi yang bersahabat, altruisme, dan berbagi.
Para peneliti juga ingin menilai apakah ada perbedaan yang bisa diukur antara kecerdasan di antara pemakan ikan dan mereka yang tidak makan ikan. Namun, hal ini tidak menemukan perbedaan apa pun antara anak-anak berusia delapan tahun yang diteliti, terlepas dari asupan ikan mereka.
National Health Service (NHS) menjelaskan bahwa diet sehat dan seimbang harus mencakup setidaknya dua porsi ikan seminggu, termasuk salah satu ikan berminyak seperti salmon, makarel, dan sarden.
Para peneliti pun menyarankan orang tua untuk memberi anak setidaknya satu porsi ikan berminyak dalam seminggu. Karena kemungkinan mengandung polutan yang bisa menumpuk dalam tubuh, anak laki-laki tidak boleh makan lebih dari empat porsi sedangkan anak perempuan hanya boleh maksimal mengonsumsi dua porsi seminggu.
“Penelitian kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa makan ikan selama kehamilan di Inggris dapat berdampak positif pada perkembangan anak. Ini juga telah ditemukan di negara-negara di mana asupan ikan lebih tinggi daripada di sini, jadi mendorong konsumsi ikan kemungkinan akan berdampak positif pada perkembangan anak,” ujar profesor nutrisi di University of Bristol, Dr. Caroline Taylor.
“Bukti kami untuk menghubungkan konsumsi ikan pada anak-anak dengan perkembangan perilaku terbaik sudah jelas, dan kami sangat menyarankan orang tua untuk menyediakan setidaknya dua porsi ikan seminggu sesuai dengan pedoman NHS. Kami berharap temuan penelitian ini memberdayakan orang tua dengan pengetahuan untuk memberi anak-anak mereka awal terbaik dalam hidup,” sambungnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
No responses yet