
Mengajarkan anak tentang keuangan sangat penting disesuaikan dengan usianya lho, Bunda. Hal ini supaya anak bisa belajar secara bertahap dan tidak terburu-buru. Seperti apa cara tepat memperkenalkan konsep ini?
Dikutip dari Raising Children, manajemen pengelolaan uang adalah proses menghasilkan, menabung, membelanjakan, meminjam, dan membayar kembali uang.
Untuk mengelola uang dengan baik, seseorang perlu menguasai tentang literasi keuangan. Hal ini merupakan kemampuan untuk mengelola uang dengan cara tepat guna mencapai tujuan hidup.
Mengelola keuangan merupakan keterampilan hidup yang penting, yang bahkan dapat mulai dipelajari oleh anak sejak dini. Orang tua pun memiliki peran besar dalam membantu anak membangun keterampilan ini.
Konsep pengelolaan uang untuk anak-anak
Konsep dasar pengelolaan uang untuk anak meliputi pemahaman tentang seperti apa bentuk uang dan dari mana uang berasal.
Nantinya seiring bertambahnya usia anak, Bunda dapat memperkenalkan mereka pada konsep yang lebih kompleks seperti untuk apa uang digunakan, cara menggunakan uang dengan bijak, membuat anggaran, menabung, dan cara mendapatkan nilai uang.
Untuk mempelajari konsep-konsep ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua. Termasuk dengan mengobrol bersama, memberikan panutan yang baik, melalui permainan, serta mempraktikkan keterampilan yang berhubungan dengan uang secara bersama-sama.
Perencana Keuangan, Mac Gardner menjelaskan anak-anak mulai meniru apa yang mereka lihat dilakukan orang tuanya sejak usia dini. Terutama apa yang dibeli dan seberapa sering orang tua membeli barang.
“Ini adalah salah satu pola keuangan terbesar yang diadaptasi anak-anak sejak dini. Kebiasaan berbelanja adalah salah satu perilaku finansial pertama yang dipelajari anak dari orang tua,” tutur Gardner, dikutip dari CNBC Make It.
Cara mengajarkan anak tentang keuangan sesuai usia
Penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa sikap terhadap uang terbentuk sejak usia 5 tahun, dan kebiasaan dapat terbentuk pada usia 7 hingga 9 tahun.
Ini menggarisbawahi pentingnya mendidik anak tentang pengelolaan keuangan sejak dini, Bunda. Berikut beberapa cara mengajarkan anak tentang keuangan yang sesuai dengan usia mereka:
1. Kesadaran akan uang
Sebagian anak-anak di usia sekitar 4 hingga 6 tahun sudah mulai bisa mengenal konsep dasar uang, seperti menghitung uang logam dan memahami bahwa barang di toko memiliki harga. Saat berbelanja bersama, Bunda bisa menjelaskan bahwa barang yang dibeli membutuhkan uang sebagai alat tukar.
2. Uang saku pertama
Memberi uang saku adalah salah satu cara efektif melatih anak belajar mengambil keputusan finansial. Anak mulai memahami bahwa ‘uang tidak datang begitu saja’, melainkan hasil dari usaha, misalnya seperti menyelesaikan tugas rumah.
Uang saku juga bisa menjadi awal bagi anak usia 4 hingga 6 tahun untuk belajar menyimpan dan membelanjakan secara bijak.
3. Kenalkan tentang tujuan jangka panjang
Selanjutnya di usia 7 hingga 10 tahun, kemampuan berpikir jangka panjang mulai berkembang dan anak bisa belajar menabung untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh, saat anak ingin punya sepeda baru, maka Bunda bisa membimbing mereka untuk bersabar dan menunda keinginan sesaat (seperti membeli mainan) demi tujuan yang lebih besar.
Meski terlihat biasa, hal tersebut merupakan cara anak belajar pengendalian diri dan merencanakan keuangan.
4. Menabung
![]() |
Setelah mencapai tujuan pertama, dorong anak usia 7 hingga 10 tahun untuk mulai rutin menabung dan menyisihkan uang sakunya. Begitu pula termasuk untuk menyimpan sebagian saat anak mendapat uang dalam jumlah besar dari momen tertentu, misalnya dari hadiah ulang tahun.
Ajarkan juga secara bertahap konsep dana darurat, agar anak siap secara finansial dalam situasi tak terduga.
5. Belajar membuat anggaran
Saat anak memasuki usia praremaja (11 hingga 13 tahun), anak bisa mulai belajar membuat anggaran. Jelaskan bahwa anggaran adalah rencana untuk menggunakan uang dengan bijak.
Bunda juga bisa mengajak anak ke bank untuk membuka rekening tabungan sendiri. Jika perlu, libatkan obrolan santai dengan petugas bank sebagai pengalaman nyata dalam mendapatkan ilmu tentang pentingnya mengelola uang.
6. Investasi pertama
Dikutip dari Motherly, banyak anak praremaja penasaran dengan cara kerja investasi. Ini waktu yang tepat untuk mengenalkan konsep tersebut, di mana dengan berinvestasi maka uang dapat berkembang dari waktu ke waktu.
7. Keputusan besar tentang finansial
Saat masuk sekolah menengah atas, anak remaja mulai bersiap untuk keputusan besar pertama dalam hidupnya: apa yang harus dilakukan setelah lulus sekolah. Pilihan yang mereka buat akan berdampak signifikan pada biaya pendidikan, yang bisa mengarah pada potensi mendapatkan beasiswa.
Jika anak memiliki sikap positif terhadap pengelolaan uang dan keyakinan mencapai tujuan keuangan, mereka akan berada di jalan menuju masa depan yang sehat dan bahagia secara finansial.
Bukan tidak mungkin kelak anak membuat kesalahan keuangan atau menghadapi tantangan keuangan, tetapi semakin banyak pembelajaran yang mereka lakukan sejak dini sangat penting.
Jika anak tahu cara membuat keputusan keuangan yang tepat dan menindaklanjutinya secara terarah, maka ini dapat menjadi bekal penting yang dapat diberikan orang tua.
Demikian ulasan tentang cara mengajarkan anak tentang keuangan sesuai usianya. Faktor paling penting dalam semua tahap ini adalah kehadiran dan keterlibatan orang tua. Dengan pendekatan yang positif dan konsisten, anak-anak bisa tumbuh menjadi individu yang bijak secara finansial.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)
No responses yet