
Bunda termasuk orang tua yang suka membiarkan anak mengonsumsi makanan olahan seperti sosis? Jika terlalu sering, ternyata akan berbahaya bagi kesehatan anak, Bunda.
Dilansir dari laman The Spruce Eats, sosis terbuat dari daging giling yang dicampur dengan lemak, garam, serta bumbu lainnya termasuk bahan pengawet. Beberapa sosis dijual dalam bentuk curah sementara yang lainnya dimasukkan ke dalam selongsong dan diikat.
Sosis merupakan makanan yang dibuat dengan berbagai jenis daging. Produk daging ini pun bisa dimasak dengan berbagai cara mulai dari dipanggang, digoreng, hingga direbus.
Beberapa orang tua memutuskan untuk menyimpan sosis di rumah sebagai salah satu bahan makanan yang cepat dan praktis. Bahkan tidak sedikit yang menyebut sosis mengandung banyak protein.
Bolehkah anak mengonsumsi sosis setiap hari?
Pendapat ini turut menarik perhatian Dokter asal Aceh, dr. Rinal Dhuri. Melalui akun TikTok pribadinya, @dr.rinaldhuhri.chkn, dr. Rinal pun menjelaskan bahwa sosis bukanlah bahan makanan yang mengandung banyak protein.
“Anaknya sering dikasih yang namanya sosis. Aku sudah kasih tahu nih, sosis itu berbahaya kalau dikonsumsi jangka panjang. Seminggu setiap hari lho, katanya bagus, banyak proteinnya,” kata dr. Rinal dikutip, Senin (14/4/2025). HaiBunda sudah mendapat izin kutip.
“Sejak kapan sosis punya banyak protein? Bukannya rendah protein dia?” lanjut dr. Rinal.
Dalam video yang sama, dr. Rinal turut menjelaskan tentang kandungan sosis. Ia mengungkap bahwa sosis mengandung pengawet yang bisa menyebabkan penyakit kanker.
“Sosis itu mengandung nitrat sama pengawet. Itu berbahaya kalau dikonsumsi jangka panjang. Bisa terjadi apa? Itu karsinogen, bisa terjadi kanker,” ujarnya.
Tidak hanya itu, sosis juga mengandung garam yang tinggi serta lemak jenuh. Kandungan ini bisa menyebabkan anak mengidap obesitas, hipertensi, hingga penyakit jantung.
“Lalu dia (sosis) mengandung garam tinggi dan lemak jenuh. Bisa menyebabkan apa? Obesitas. Bahkan bisa terjadi hipertensi atau penyakit jantung,” kata dr. Rinal.
Menu makanan sehat menurut Kementerian Kesehatan RI
Daripada memberikan anak makan-makanan olahan dan cepat saji, ada baiknya membiarkan anak mengonsumsi makanan sehat seperti yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Menu makanan sehat yang bisa dicoba untuk anak tertuang dalam pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, Bunda. Panduan Isi Piringku pun bisa dijadikan patokan karena sudah terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, serta buah.
Dikutip dari laman ayosehat.kemkes.go.id, dalam Isi Piringku setiap kamu makan, 50 persen piring diisi dengan sayur dan buah. Sementara itu, 50 persen lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.
Sumber karbohidrat sendiri bisa berasal dari beras, jagung, sagu, umbi-umbian, kentang, serta gandum. Lauk pauk yang perlu diisi adalah sumber protein baik hewani dan nabati.
Untuk buah-buahan sendiri perlu mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat. Misalnya saja pisang, melon, semangka, pepaya, belimbing, apel, jambu air, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, sayur-sayuran yang diberikan pada anak perlu mengandung asam folat, potassium, karoten, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E, dengan kandungan air yang tinggi. Misalnya terong, timun, bayam, kangkung, buncis, brokoli, wortel, tomat, dan kol.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
No responses yet